Bolehkah bertawassul atau meminta kepada nabi atau para wali agar beliau berdoa kepada Allah untuk kebaikan kita dari dalam kuburnya? Jika jawabannya Tidak boleh! seringkali akan berlanjut dengan sanggahan, “Bukankah orang-orang yang mati syahid itu hidup dan diberikan rizki di dalam kuburnya, apalagi Nabi ?
Bertemu seorang camat tanpa melalui asistennya saja sulit, belum lagi kalau mau minta bantuan, apalagi meminta kepada Allah! Sudah selazimnya bertawassul melalui orang yang dekat dengan yang dituju!” Keberatan sering kita dengar dari sebagian kaum Muslimin, bahkan mereka yang dianggap berilmu, bahkan justru dilontarkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Padahal, apabila kita telaah dengan seksama; dengan hati yang ikhlas bahwa agama itu hanya milik Allah semata dan didorong oleh kejujuran ilmiyah, maka kita akan mendapatkan bahwa bertawassul dengan dzat dan kedudukan Nabi a, atau meminta kepada beliau untuk berdoa kepada Allah, adalah bid’ah bahkan merupakan perbuatan syirik. Buku ini membahas jenis-jenis tawassul yang dilarang dengan rinci dan menyeluruh, disertai dengan dalil-dalil, dan pendapat ulama-ulama Ahlus Sunnah.
Dan tidak hanya mengoreksi kebatilan tawassul bid’ah dan syirik, penulis juga memberikan serangkaian solusi dengan menjelaskan tawassul-tawassul yang disyariatkan dan dibolehkan. Lebih dari itu , buku ini dilengkapi dengan fatwa-fatwa yang berkaitan dengan tema, sehingga menjadi semacam jawaban yang sangat urgen dan menyeluruh tentang kegamangan masalah tawassul.