Salah satu buku primer terbaik yang menguraikan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah Syarah al-Aqidah ath-Thahawiyah, milik Imam Ibnu Abi al-Izz al-Hanafi Rahimahullah (w.792 H).
Kitab ini telah diterima secara luas oleh kaum Muslimin dan dikaji di berbagai majelis dan bahkan lembaga-lembaga pendidikan formal, dan lebih dari itu, ia telah direkomendasikan oleh banyak para ulama.
Hanya saja, kitab tersebut cenderung terasa berat bagi sebagian kalangan, sehingga terkesan hanya tepat untuk kalangan akademisi. Inilah yang mengilhami Syaikh Abdul Akhir Hammad al-Ghunaimi untuk mengintisarikan dan menyusun ulang kitab tersebut menjadi seperti buku ini.
Penyusun mengambil langkah ini, didasari pengalaman panjang beliau sebagai dosen dalam mengajarkan kitab tersebut, agar dapat dinikmati oleh seluas mungkin dari kaum Muslimin. Dan intisari beliau ini terbukti telah diterima secara luas di dunia Islam, sehingga edisi aslinya saja telah dicetak ulang belasan kali.
Di antara langkah penyusunan intisari ini, adalah:
Pertama: mengesampingkan uraian-uraian panjang yang sebenarnya sudah terwakili oleh uraian intinya.
Kedua: mengesampingkan pembahasan-pembahasan filsafat yang merupakan bantahan terhadap sekte-sekte sesat.
Ketiga: menyatukan pembahasan-pembahasan yang termuat di sejumlah tempat lalu meletakkannya pada satu rangkaian narasi, sehingga tidak terjadi pengulangan.
Keempat: memberikan judul-judul sub yang rinci dengan pembagian-pembagian yang cermat sehingga menjadi urut dan padu.
Kelima: mentakhrij hadits-hadits beradasarkan standar ilmu hadits yang telah ditetapkan para ulama. Ringkasnya, buku ini menjelma menjadi buku akidah yang praktis, sederhana dan layak dibaca semua kalangan, tetapi tidak mengurangi predikatnya sebagai salah satu buku akidah Islam terbaik.