Semangat ibadah seorang muslim akan tumbuh bila janji pahala dan indahnya balasan bertabur di hatinya. Sebaliknya rasa takut kepada Allah akan semakin kuat, jika dia mengetahui ancaman dan dosa melakukan perbuatan yang dilarang Allah dan RasulNya.
Inilah fokus dari rangkaian hadits-hadits yang ditulis oleh Imam al-Hafizh al-Mundziri, seorang ulama besar ahli hadits, dalam at-Targhib Wa at-Tarhib, yang merupakan kumpulan hadits-hadits Rasulullah a tentang Targhib (anjuran, dorongan, motivasi, janji pahala, balasan, surga) dan Tarhib (ancaman, peringatan, pantangan, akibat buruk, dosa dan neraka); dalam masalah akidah, ibadah, akhlak dan mua’amalah. Hanya saja tidak semua hadits yang dicantumkan dalam buku tersebut berderajat shahih dan dapat dijadikan landasan.
Oleh karena itu, Imam ahli hadits abad ini, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, tampil memberikan solusi. Beliau memilah dan memilih hadits-hadits yang shahih dan hasan dan meletakkannya menjadi kitab tersendiri; Shahih at-Targhib Wa at-Tarhib, sedangkan hadits-hadits yang dha’if dan lebih parah dari itu beliau letakkan dalam kitab tersendiri, Dha’if at-Targhib Wa at-Tarhib.
Di sinilah letak kekuatan buku Shahih at-Targhib Wa at-Tarhib ini, semua hadits yang termuat di dalamnya telah melalui seleksi studi dan penelitian yang detil dan komprehensif. Ditambah lagi dengan nama besar penyusunnya yang tak perlu diragukan lagi. Karya-karya tulisnya dengan taufik Allah dapat diterima di tengah masyarakat Islam.