Dzikir dan doa adalah ibadah yang agung dan sentral dalam Islam, karena semua ibadah itu mengandung dzikir dan doa, baik itu Shalat, Zakat, Puasa, Haji, dan lainnya. Begitu juga doa sangat dibutuhkan dalam bermajelis, saat musafir, dan sebagainya; karena dzikir dan doa itu mencakup setiap ruang dan waktu, kecuali yang tidak layak berdzikir di dalamnya.
Karena itu, Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam memberikan contoh di mana beliau berdzikir (mengingat dan menyebut) Allah dalam setiap keadaan beliau. Hingga seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Mu’adz bin Jabal Radhiallahu ‘anhu berkata, Tidak ada sesuatu yang lebih menyelamatkan (seseorang) dari azab Allah daripada berdzikir (mengingat dan menyebut) Allah.
Namun, tidak semua yang kita lihat dan kita dengar dari dzikir dan doa yang dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin itu benar, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ada begitu banyak kekeliruan, bid’ah, khurafat, bahkan kesyirikan yang tercampur aduk dalam dzikir dan doa yang dilakukan sebagian kaum Muslimin. Ini diperparah lagi oleh seabrek kesalahan dari segi tata cara, tempat, waktu, dan lafazh dzikir dan doa. Bahkan sebagian kekeliruan tersebut menyusup dari luar Islam ke dalam tata cara dzikir dan doa kaum Muslimin. Berbagai kekeliruan tersebut menyusup ke dalam dzikir yang diajarkan oleh Nabi secara terang dan jelas, seperti: Dzikir dan doa dalam shalat, setelah salam dari Shalat Fardhu, dzikir pagi dan petang hari, membaca al-Qur`an, dan lain-lain.
Buku ini adalah sebuah usaha untuk membersihkan semua noda-noda itu dari dzikir dan doa kaum Muslimin, sehingga menjadi amal shalih yang murni sesuai Sunnah Nabi Shallallahu’Alaihi wa Sallam dan diterima oleh Allah sebagai ibadah. Islam itu telah dinyatakan sempurna oleh Allah dalam al-Qur`an, tidak terkecuali dzikir dan doa. Maka agar tetap sempurna, harus dikoreksi dengan timbangan al-Qur`an dan as-Sunnah lalu membuang noda-noda yang ditambahkan kepadanya. Patut dikaji semua kalangan.